Selasa, 06 Desember 2011

Kemarin

Rasanya, baru kemarin kita bermain diantara ilalang
tergelak sembari berlari
berseling saling mencari
rebah bersama dalam rimbunan rumput nan  menjulang
ku ingin mengulang kembali semuanya

Dua hari yang lalu
masih hangat dalam ingatan
kakimu dan kakiku bersentuhan
tenggelam disentuh air sungai pematang
diserbu rombongan benur yang menari, berlalu lalang
indah bukan?

Seminggu yang lalu, kita masih bersama
memandang cakrawala nan begitu lekat
dikelilingi ratusan awan yang mendekat
disebuah ketinggian yang memberi kita terapi kejut
kita hanya setitik kehidupan yang masih berdenyut

kini, aku hanya bisa menatapmu
tanpa bisa menyentuh
tanpa bisa merangkulmu penuh
kulihat setitik air tergenang dimatamu
kala tubuhku tertimbun dan terbenam
kala rumah baruku ditandai kayu nisan...

Rabu, 30 November 2011

Bukan Diriku

Samsons - Bukan Diriku

Setelah kupahami aku bukan yang terbaik
Yang ada di hatimu
Tak dapat kusangsikan
Ternyata dirinyalah yang mengerti kamu
Bukanlah diriku ..

Kini maafkanlah aku
Bila aku menjadi bisu kepada dirimu
Bukan santunku terbungkam
Hanya hatiku berbatas 'tuk mengerti kamu
Maafkanlah aku..

Walau ku masih mencintaimu
Ku harus meninggalkanmu
Ku harus melupakanmu
Meski hatiku menyayangimu
Nurani membutuhkanmu
Ku harus merelakanmu

Dan hanyalah dirimu
Yang mampu memahamiku
Yang dapat mengerti aku

Ternyata dirinyalah
Yang sanggup menyanjungmu
Yang ramah menyentuhmu
Bukanlah diriku..

Senin, 28 November 2011

saya lupa

Hari ini, saya berjanji akan menemuinya. Saya berangkat pagi buta, pukul empat pagi menuju bandara yang berjarak dua jam dari kediaman saya. Sebelumnya saya harus bangun pukul 2.30 pagi hanya karna rasa rindu itu mengalahkan rasa kantuk saya. Mata saya benar-benar terbuka, tanpa kantuk yang mendera. Ini sungguh ajaib dan saya hanya merasakan gelisah yang teramat parah. Begitu cemas tentang  apa yang akan terjadi di depan mata saya nanti. Tentang hal-hal yang dapat membuat saya terlambat, tentang bagaimana bila dia berubah pikiran, tentang pesawat yang mengalami kecelakaan selama perjalanan, tentang tiket pesawat yang tiba-tiba saja tidak berlaku lagi dan saya benar-benar gelisah, takut, juga cemas tingkat tinggi.


Sudah lebih dari tujuh tahun saya tak bertemu dengannya. Sekarang, inilah waktunya. Waktu dimana keberanian itu datang tiba-tiba. Ketika pikiran saya blank untuk mundur, dan saya menemukannya lewat dunia maya. 
saya : apa kabar?
dia : baik ^_^
saya : saya ingin main ke kotamu, boleh?
dia : tentu saja boleh, mainlah kesini!
saya : saya akan datang hari sabtu, boleh minta no hapemu?
dia : nomerku 081********, kutunggu kabarmu ^_^
saya : baik, tunggu aku. akan ku kabari secepatnya.


Saya telah berada di pesawat yang sebentar lagi akan mendarat. Hati saya semakin kacau. "Hei bodoh! Apa yang akan saya katakan bila saya bertemu nanti dengannya?? Bukankah seharusnya saya sudah membuat catatan kecil untuk percakapan di awal berjumpa! Bagaimana bila saya tidak bisa bicara apa-apa, dan saya tergagap-gagap nanti disana? Hendak ditaroh dimana muka saya??! ARRGGGGHH!"


***Kamu dimana? Jadi kan kesini??*** Sebuah sms muncul sesaat setelah ponsel saya aktifkan. Saat ini saya sudah di dalam taksi yang akan mengantar saya ke alamat pertemuan yang sudah kami janjikan. ***saya di taksi, mungkin saya sampai sebentar lagi**** sms balasan.
***Owh, oke. miss u ^_^*** sms darinya. Dan saya hanya terpaku membaca kalimat terakhir sms itu. Benarkah?


Saya melihatnya. Kali ini benar-benar melihatnya. Wajahnya yang kian mempesona, auranya yang masih terasa saat pertama kali saya mengaguminya. Senyumnya! lihatlah senyumnya semakin manis saja! Dia belum menyadari kehadiran saya. Dia terlihat duduk menunggu saya di sebuah kafe, sambil berbincang-bincang dan tersenyum dengan seorang pelayan, sepertinya sedang memesan minuman. Dan lihatlah saya. Kaki saya sudah terpaku, tepat di depan pintu ketika saya menatapnya. Bahkan untuk melambai pun butuh waktu lima belas menit tersadar dari lamunan saya. 
"Hei!" dia membalas lambaian saya dengan senyuman sambil bangkit berjalan menuju ke arah saya terpaku. Menatap senyumnya membuat saya lemas. Lutut saya terasa goyah, dunia seperti bergoyang kencang. "H...hhh..hhaa..iii!" gagap saya mulai kumat. "Apa kabarmu? Kapan sampe di bandara? Kamu terlihat lebih kurus deh kayaknya, hehehe.." Dia mulai berkicau yang terdengar sangat merdu. "Baik!"jawab saya, cepat dan padat. Tepat dihadapan saya disodorkan tangannya untuk berjabat tangan, dan saya masih saja merekam semua yang dia lakukan agar saya masih bisa mengingatnya untuk waktu ke depan. "Loh, koq bengong! Tangan saya kotor ya, sampai tak mau jabat tangan??" ucapnya sambil menatapku dengan lembut. "Eh iya, ma..af!" saya segera menjabat tangannya. "He..he..he.." dia tertawa kecil. "Kamu masih seperti yang dulu, lucu dan kaku!"dia menatapku dengan gemas. Arrrgggghh, seandainya dia tau perasaanku yang seperti kapal terguncang-guncang...


Saya begitu gembira. Setelah bertahun-tahun hanya merindunya akhirnya saya bisa menemuinya. Rasa itu sontak kembali datang, mengajak saya mengingat kembali pada rasa sepuluh tahun yang silam. Rasa ketika saya benar-benar jatuh cinta. Jatuh cinta pada dia seorang yang tak mungkin akan pernah saya temui pada belahan dunia lainnya. Dia yang bisa membuat saya kram kepala saat memikirkannya. Dia yang mengisi penuh tempat di hati ini. Dia yang tiba-tiba menghilang dalam hidup saya tanpa kabar berita. Dan kini dia berada di hadapan saya, lengkap, mengobati segala kerinduan yang saya derita.




Dia masih saja bicara, dan saya hanya mendengarkan, tersenyum, atau menjawab sepatah dua patah kata. Saya merasa sangat sempurna bersamanya. Guyonan-guyonan yang dia lemparkan, tatapannya yang membuat tenang. Wahaaiii siapa yang dapat menggantikan?? 
"Oh, ya. sebentar lagi seseorang akan datang. Aku akan mengenalkannya padamu!" tukasnya, masih sambil tersenyum. "Ohh, siapa?" tanyaku. "Sebentar lagi datang, koq!" dia menyeruput juice orangenya. Saya hanya mengangguk-angguk. Tak lama kemudian dia tiba-tiba berdiri, melambai tangan pada seseorang yang kurasa akan ia kenalkan pada saya. "Nah inilah orang yang akan kuperkenalkan padamu" ucapnya saat orang itu telah mendekat, menghampiri kami. "Kenalkan, ini kekasihku. Bulan depan kami akan menikah, aku ingin kau hadir di acara pernikahanku!. Kamu bisa kan datang?" dia bertanya lembut kepada saya sembari menepuk-nepuk pundak "seseorang" yang dia bilang kekasih itu. Pandangan saya sontak berubah gelap, tiga perempat jiwa saya tiba-tiba terasa melayang, dan seperempat lagi ikut terhempas bersama tubuh saya di lantai...

Saya lupa. Saya belum mengatakan cinta padanya. Dia belum mengetahui perasaan saya padanya. Saya sungguh-sungguh terlalu lupa, dia adalah pesona yang akan diperjuangkan seluruh jiwa yang pernah menemuinya. Saya bukan apa-apa baginya.


Sang pengagum langit


Sudah lama tak menatapmu. Tak menatap keindahan yang masih kusanjung. Keindahan yang membuatku kagum. Biru utuh.

Apa kabarmu? Kabar yang terdengar menyenangkan. Kabar yang kucoba tinggalkan tapi enggan.

Ingat aku? Orang yang menyimpan perasaan dan kenangan. Orang yang selalu bilang akan "pergi" namun mematung "berdiri".

Hari ini akan kukatakan padamu, "Aku masih seperti yang dulu, pengagum rahasiamu, orang yang akan selalu menyimpanmu dalam benakku. Orang yang sampai mati akan selalu ada untukmu, Langitku..".

Rabu, 02 November 2011

senja Kelabu


Senja kelabu itu datang menghampiriku. Menambah tumpukan sesak dalam kalbu. Beginikah warnanya? Telah beberapa senja kulalui dengan kelabu yang mengambang di antara mega. Begitu pula luapan air yang tumpah dari angkasa. Beginikah rasanya? Dingin. Adakah hujan yang menghangatkan?? 

Segenap jiwa ragaku basah. Tangan, kaki, tubuh, betis, rambut, hatiku pun ikut basah. Kompak,  menggenapi kelabunya hari itu.  Setiap genangan yang kuinjak menjadi percikan sarat keluhan. Setiap langkah yang teruntai menarik maju pada dunia kenangan. Semakin aku maju, dunia itu semakin mendekat, berkelebat semua yang tak ingin kuingat. Semua yang telah mati, semua yang kubenci, semua yang kurindui, datang satu persatu,. Bagai menonton bioskop terbesar yang pernah ada, mereka hadir di depan mata. Senyum, tawa, ledekan, amarah, hinaan, suara-suara, dan wajah mereka. Ogghh, aku ingin mundur dari sini. Namun senja kelabu itu menahanku. Tak ada hangat yang menyadarkan, tak ada sahabat yang menenangkan, tak jua keluarga yang memelukku. Aku benar-benar sendiri dalam dekapan senja kelabu.

Tak pelak, aku menangis. Menangis, karna tak mampu maju. Menangis, karna tak bisa melupakan. Menangisku terjebak dalam dunia itu, senja yang kelabu....

Senin, 10 Oktober 2011

IRIDESCENT









When you were standing in the wake of devastation 
when you were waiting on the edge of the unknown 
with the cataclysm raining down, insides crying save me now 
you were there and possibly alone.

Do you feel cold and lost in desperation you build up hope, 
but failure's all you've known 
remember all the sadness and frustration
and let it go, let it go.

 

And in the burst of light that blinded every angel  
as if the sky had blown the heavens into stars 
you felt the gravity of temper grace falling into empty space 
no one there to catch you in their arms

Do you feel cold and lost in desperation 
you build up hope, but failure's all you've known 
remember all the sadness and frustration 
  and let it go, let it go.

(Multiple Voices) Do you feel cold and lost in desperation you build up hope, but failure's all you've known remember all the sadness and frustration and let it go,
let it go let it go let it go let it go
Do you feel cold and lost in desperation you build up hope, but failure's all you've known remember all the sadness and frustration and let it go, let it go.

- By Linkin Park - 

Copied from MetroLyrics.com

Salah satu lagu Linkin yang saya sukai adalah Iridescent. Sebenarnya, hampir semua lagu linkin park itu saya suka. namun kali ini, lirik dan musik dari lagu ini begitu nendang! Sebuah motivasi, penyemangat ketika saya menikmatinya... "Let it goooo...let it gooo!!!" teriak mode on :D

Kamis, 06 Oktober 2011

Rindu

Saya rindu Emak. Hati saya ngilu merindunya karna tak mungkin saya mengungkapkan kepadanya. Dalam keluarga, kami dibentuk menjadi pribadi yang keras. Saya bahkan tak ingat lagi kapan terakhir kali mencium pipi emak atau bercerita dari hati ke hati. bukan, bukan salah emak bila kami kurang berkomunikasi namun semua ini berasal dari diri ini sendiri. Saya memang tak suka membahas tentang masalah pribadi, tidak kepada emak, saudara, bahkan juga sahabat karib. Saya menyadari, hal inilah yang membuat celah itu semakin melebar, lambat laun bila saya biarkan akan menjadi jurang yang amat dalam..

Saya juga rindu bapak. Bapak yang arah pikirannya kadang tak sehaluan denganku. Bapak yang begitu konvensional. Bapak yang mendidik kami dengan cara yang berbeda dengan bapak-bapak lainnya.Bapak yang humoris sekaligus pemarah. Saya merindukannya, merindukan saat-saat aku membantu bapak memanen singkong di kebun sebelah, merindukan kami duduk bersama meneguk kopi sambil ngemil kue buatan Emak, atau mendengar seruan Bapak mengingatkanku setiap malam "Nak, tugasmu belum selesai.."

Saya sedang merindukan mereka malam ini.  Malam ini, saya berdo'a untuk mereka...semoga mereka baik-baik saja disana, dan berharap Tuhan memberikan kesempatan bagi saya untuk membahagiakan Emak dan Bapak yang sangat saya sayangi selama hidup saya.

Jumat, 30 September 2011

Dara

Akhir-akhir ini lagi hobi mantengin nih blog. Karna facebook di non aktifkan, sedang di  twitter jumlah teman masih sedikit  so yang jadi korban "tenpat sampah" saya saat ini adalah cuma si blog. Bingung juga mau membahas apa, gak ada yang sedang dipikirkan tapi bener-bener lagi pengen nulis. Yah, paling nulis kayak gini doang, hehehe..

Sekarang ini saya lagi ngedengerin lagunya Ariel judulnya "Dara", pas hari ini lagunya dilaunching di radio Ardan FM Bandung. Nah, gimana kalo kita ngebahas lagunya Ariel nih aja. Lagunya keren sob, tentang pesan seseorang via lagu buat kekasih mereka yang terpisahkan untuk saling menguatkan. Begini liriknya:

Dara by Ariel

dara jangan kau bersedih
ku tahu kau lelah
tepiskan keruh dunia
biarkan mereka, biarkan mereka

tenangkan hati di sana
tertidur kau lelap
mimpi yang menenangkan
biarkan semua, biarkan semua

reff:
kurangi beban itu
tetap lihat ke depan
tak terasingkan dunia
dua jiwa yang perih
masih ada di sana
untuk kita berdua
dalam hati yang menyatu
tempat kita berdua

repeat reff
dan jangan kau bersedih
ku tahu kau lelah
tepiskan keruh dunia

Begitulah lirik lagu dara. Ini lagu katanya spesial diciptakan buat Luna Maya. Dan kita semua sudah tau, gimana kisah cinta mereka berdua so tak perlu dibahas disini. Yang ingin saya sampaikan dalam blog adalah bahwa ini lagu bener-bener ASYIK.

Kamis, 29 September 2011

Menyerah...

Kerap aku bertanya, benarkah aku telah terbenam dari duniamu? Seperti begitu mudahnya kau meninggalkan aku. Menghapus sidikku yang berhamburan di kaca itu. Kaca yang biasa kita gunakan untuk bertemu muka.

Sedikit saja..setidaknya terbersit seperti lintasan cahaya, dari matahari menuju bumi. Sedikit saja, setidaknya seperti lintasan kereta listrik yang melaju sepersekian detik. Sebentar saja, sesaat saja. Mengingatku saja.

Semua itu masih menyerangku . Berlarian, terpantul, terbolak-balik, bergerayang disetiap inci bagian otakku. Kau dimana-mana, ada di setiap lamunanku. Kau datang lalu pergi, hanya untuk mengobrak-abrik masa depanku. Yang kutau, kau telah melupakanku. Dan aku, masih saja mengingatmu.

Lalu, untuk apa ada angin?? yang seharusnya berhembus, meniup halus semua ingatanku. Ku mulai memaki matahari, yang panasnya tak bisa melelehkan jasadku segera. Ku mulai menimang hati, terlalu banyak menimang justru membuat bimbang. Maka, aku menyerah...merelakanmu melupakanku, merelakanku mengingatmu.

Mulung di Tidung..asyik tenan.

Ada yang pernah ke pulau Tidung?? Foto di atas diambil disalah satu lokasi di pulau Tidung. Indah ya?? seumur-umur saya belum pernah melihat pulau seindah ini. Lautnya yang biru kehijauan, langitnya yang biru menawan, pantainya nan aduhai. Saya merasa amat beruntung pernah ke pulau ini. Pulau Tidung merupakan bagian dari kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Jarak tempuhnya sekitar 3 jam dari Muara Angke menuju ke sana.


Okelah, saya akan cerita kenapa saya bisa terdampar di pulau yang indah ini. Kebetulan, sebuah media atau wadah bagi pencinta travelling yakni "kaki gatel" yang diprakarsai oleh  om Bartasan Wauran mengadakan Gabung Mulung Tidung 2 yang merupakan lanjutan dari Gabung Mulung Tidung 1. Tanggal 17 - 18 September 2011, sekitar 700 orang sukarelawan diajak bergabung untuk melakukan kegiatan sosial seperti membersihkan pantai di sekitar pulau Tidung, menanam batu kubus di perairan pulau Tidung, menyumbang buku  dan memperbaiki perpustakaan yang ada di pulau Tidung, dan lain-lain. Dan saya, adalah salah satu sukarelawan yang mendaftar dalam kegiatan tersebut, hitung-hitung sekalian jalan-jalan dengan ongkos murah. Alhamdulillah yaaa...sesuatu banget kan, bisa beramal sekaligus cuci mata di sana.


Selama 2 hari 1 malam kami bergabung di pulau Tidung. Hari pertama kami habiskan dengan melakukan kegiatan sosial seperti yang telah diagendakan. Saya kebagian tugas menjadi pemulung yang baik dan "gaya". Secara, mana ada pemulung yang pake kacamata pantai sembari menenteng kamera..hehe.. berhubung saya mesti melakukan tugas mulung, membersihkan daerah pantai yang telah ditentukan, jadi sewaktu mulung gak bisa foto-foto dulu...tunaikan kewajiban dulu baru mendapatkan hak sepantasnya. Betul tidak?


Seusai kegiatan mulung dinyatakan selesai barulah kami "refreshing" deh. bersama teman-teman yang baru dikenal disana kami memutuskan menuju jembatan cinta...whotzz??? cinta??? he eh, namanya jembatan cinta, konon katanya siapa yang melompat dari puncak jembatan cinta akan menemukan jodohnya secepatnya...wuihh keren amat yak? ^^. Teman-teman dalam rombongan sudah grasak grusuk, semangat benar buat ngelompat, seperti neng Rista, Anang, dan yang lainnya. Sedang saya, di tepi jembatan dengan ademnya..ngaso...tanpa kehebohan sedikitpun. "Mot, terjun yuk?!" ajak Rista. "Enggak ah, kamu aja" jawab saya. "Yahhhh, kalo gitu aku lompat duluan yak?!" balas Rista. "He eh" anggukku. Dalam hati cuma bisa ngedumel "hehhhhhh...gara2 gak bisa berenang...gini deh!" Hahahha..
"Udah berapa kali terjun, Nang??" tanya temanku pada Anang yang dari tadi bolak-balik naik jembatan cinta. "Tujuh!" jawab Anang senyam-senyum. "wahhh, bakalan dapet tujuh jodoh dong!" temanku nyeletuk. "HAHAHAHAHA..." teman-teman semua tertawa.


Malamnya, diadakan acara silaturrahmi dengan warga Tidung dan pejabat-pejabat terkait di sana. Diisi dengan pertunjukan dari warga Tidung seperti menari,  musik dari sukarelawan GMT2 juga berbagai kuis. banyak juga bule yang ikut berpartisipasi dalam acara ini dan mereka nampak begitu asyik membaur dengan teman-teman yang lainnya. Selanjutnya, tim saya yaitu tim 9 berinisiatif mengadakan makan malam bersama. di sebuah pondok makan, kami memesan ikan bakar laut yang di temani hiburan lagu-lagu dangdut. bikin Usrok jadi semangat buat bergoyang..goyaaang maaangg!!


                                                                  menuju tidung kecil


Esoknya, pukul lima subuh seusai sholat, tim kami sudah meninggalkan rumah inap menuju pantai buat menikmati sunrise, sekaligus menikmati tidung kecil yang tepisahkan dengan jembatan dari pulau Tidung yang kami tinggali. Sekitar 1 km panjang jembatan yang harus kami titi menuju pulau Tidung kecil. Tak kalah dengan pulau Tidung, pantainya indah, hanya saja masih belum terurus sepenuhnya dan masih sedikit warga yang tinggal disana.


Selesai menikmati  Tidung kecil, lalu dilanjutkan dengan menjajal permainan outbound di pulau Tidung. "Flying fox" lalu "banana boat"...Alhamdulillah yaaa,, pake pelampung..jadi gak takut-takut amat..hehehe..benar-benar seru, ditambah bermain basah-basahan di pinggir pantai..puas dahhh!!


Pukul 14.00 WIB hari kedua, kami pun berangkat meninggalkan pulau Tidung dengan membawa sejuta kenangan, mengenal banyak teman, dan segenap impian bahwa pulau Tidung akan menjadi pulau yang bersih, indah, terkenal seantero dunia.. Aaaaamiiin.

Selasa, 27 September 2011

Bego, bego, bego!

Terkadang, saya sangat membenci sifat yang saya miliki. Saya benci kepribadian kaku yang ada pada diri saya. Hidup saya seperti robot, tak bisa seperti teman-teman yang lainnya yang bisa menunjukkan sifat "keluwesannya". Ditambah lagi jalan pikiran saya yang seringkali terlalu lurus. Ketika semua orang tau dihadapan saya ada seseorang yang sedang berpolitik, bermuka dua, untuk memenangkan keinginannya tetap saja saya bahkan tidak menyadari hal tersebut.

Saya tertipu!

Jumat, 23 September 2011

life oh life

Gak enak ya jadi orang dewasa. Mesti mikirin yang rumit-rumit. Bikin kepala mumet, njelimet. Coba saja saya ini masih anak kecil. Bisa tertawa puas bukan karna strategi, tanpa ada kebohongan atau sekedar memuaskan orang yg diajak bicara.

Anak kecil tuh polos, kalaupun mereka bohong gak bakal menyebabkan kerugian yg besar, paling jg bohong ngaku sikat gigi padahal belom, ngaku gak jajan es krim padahal habis dua, hehehe...

Rindu benar jadi anak kecil,, :)

Rabu, 21 September 2011

Bertemu lagi?

Bagaimana rasanya bila kita harus meninggalkan sesuatu yang telah biasa kita lakukan, yang terasa begitu akrab dalam kehidupan yang kita dijalani?

Sudah lebih kurang satu bulan saya harus berpisah dengannya, menjaga jarak, mengatur waktu untuk bisa bertemu lagi meski dalam kondisi sembunyi-sembunyi. Tak pernah terpikirkan jika saya harus melupakannya, perwujudan dalam darah yang mengalir di tubuh saya. Ya benar, dia mendarah daging terlalu utuh bersatu, tak mungkin menghilangkan dia sebab itu berarti saya hanya akan menjadi "setengah".

Kopi, dia adalah kopi. Teman yang saya ingat dikala bangun pagi, semangat dikala suntuk dan mengantuk, penguat dikala saya penat dan dia sangat berarti. Apakah saya terlalu melebih-lebihkan??? Menganggap dia melebihi sahabat atau kerabat? Tapi percayalah! Dia itu selalu ada di saat saya membutuhkan. Hangatnya, mengalir cepat di tubuh, merangsang otak di kepala, merespon kehadiran saya.

Kini, saya harus melupakannya sejenak atau mungkin selamanya. Kondisi mag saya sudah kronis, salah makan saja bisa berakibat fatal, kumat. Ditambah lagi radang usus yang baru saja mendera. Saya harus wanti-wanti menjaga makanan dan minuman yang akan saya konsumsi. Sungguh, ini tak enak sekali.

Saya iri, melihat mereka menyeduh kopi. Saya benci, menatap iklan yang terpajang di televisi, koran, atau majalah yang menampilkan kopi dengan variasi rasa dan aroma. Dan saya tetap tidak berdaya.

Saya harap masih ada pertemuan  lain untuk selanjutnya!

Rabu, 27 April 2011

Terima resikonya

Sobatku berkata " Aku rindu jatuh cinta, terombang-ambing karna rayuannya, merasakan mabuknya".


Lalu aku bilang " Bila kau ingin jatuh cinta maka kau juga harus terima resikonya, kau siap jatuh maka kau harus siap bangkit! Kau harus terima andaikata  cinta itu menghilang...tergulung arus, hanyut ke luasnya samudera".


Sobatku balik bertanya "Lalu, kenapa aku tak pernah melihat kau jatuh cinta??"


"Sebab aku takut patah cinta..."

Duo sahabatku

Dua sahabat!

Saya punya dua sahabat asyik, yang bisa mengerti saya. Joan dan Ajie' namanya. Bingung juga mengapa saya bisa lengket dengan dua makhluk tersebut padahal saya ini termasuk makhluk pembosan, tak mudah dekat dan bertahan pada satu orang. Apalagi jika orang-orang disekitar saya sudah terlalu berharap dan tergantung pada saya, maka saya mulai merasa gerah dan mulai mencari tempat lain untuk menemukan rasa nyaman. Sumpah, saya merasa sangat tidak bertanggung jawab bila ditemukan dengan kondisi seperti ini yakni meninggalkan orang yang terlanjur menyukai saya. Namun berbeda dengan dua makhluk yang saya sebutkan tadi, mereka adalah sahabat yang "fight", bukan makhluk manja, berjiwa sosial tinggi, dan terkadang muncul sifat "macho" mereka yang kerapkali saya temui dalam pribadi saya, hehehe, kesamaan sifat!

Apapun, mereka mau menerima kelebihan dan kekurangan saya, yang terlalu banyak kurangnya saya kira atau seperti juga saya kepada mereka. Kami bersekutu menjadi satu...berbagi kesedihan dan kebahagiaan. Walaupun terpisahkan oleh jarak, Belitung - Bogor - Borang...BBB mereka bilang, namun adalah tetap menyenangkan. Kami bertiga sebenarnya berdomisili di kota Palembang, namun karna kondisi privasi yang tidak memungkinkan maka perpindahan domisili harus dilaksanakan.

Kadang, jika satu hari saja tak ada sms, tak ada yang posting status di FB antara kami bertiga akan terasa ada yang kurang. Mereka itu orangnya seru, suka bicara, berbeda dengan saya, bila sudah terlalu banyak bicara maka selanjutnya akan diam seribu bahasa. Lebih sering menyeimbangkan perasaan. 
Kerap terfikirkan oleh saya, sampai kapan persahabatan ini akan bisa terus mengalir? Bertahan, dalam ruang yang terpisahkan. Semoga kita bertiga nanti masuk surga ya ^^, dan kita akan bersama selamanya. Halah! Ngarep masuk surga :D.

Mimpi...

bersama kita raba dinginnya batu karang yang menghadang..
bukankah masalah tidak harus hancur berantakan
ada banyak jalan yang bisa dijelang..

kalian bukanlah emas bagiku
bukan pula pualam atau berlian yang harus kumiliki
kalian adalah nutrisi yang mengalir dalam darahku
tanpa kalian aku bisa hipertensi

satu ingin yang belum tergapai
bersama kalian menginjakkan jejak langkah
di sebuah tempat yang akan kita kenang 
mengisinya dengan berkarung-karung mimpi
lalu kita tertawa bersama meski tak tercapai semuanya

....andai kalian baca.....





Hatiku berbunga-bunga..

Ketika berada di toko buku, hatiku berbunga-bunga... tralalala...


Entah mengapa, kalau sudah berada di toko buku muncul lah perasaan aneh ini, jantung berdegup kencang, tubuh serasa terbang, senyuman terus mengembang :D, gegege..bagai bertemu dengan orang yang disukai. Begitulah rasanya! Apalagi kalau uang lebih sudah ada di genggaman, maunya kuborong semua buku-buku yang ku ingini. Yang ini mau, yang itu suka, yang kene tresno, yang situ pengen juga. Parrah!.
Terus, kenapa aku begitu suka membaca? Buku itu, terutama fiksi, bagiku adalah sebuah dunia yang akan mengajakku bertandang kesana. Jika kamu punya tujuh buku, maka kamu akan memiliki tujuh alam cerita yang berbeda. Jika kita konsentrasi dalam memasuki alam setiap buku, rasanya sudah begitu banyak pengalaman hidup yang kita dapat. Tanpa harus ke sana, kita dapat merasakan bagaimana sakitnya dikhianati, indahnya jatuh cinta, nikmatnya makan nasi hangat di tengah sawah, menjumpai kabut di malam hari,mencium bau embun, dihembus angin, atau menatap deburan ombak dalam sebuah cerita. Bagaimana??? Ayolah, coba rasakan sendiri sensasi membaca buku bagimu...

Jujur saja, jika telah selesai membaca fiksi saat itu pula karakterku bisa saja seakan-akan berubah menjadi pujangga..tiba-tiba melankolis, nafsu bicara seakan terhenti, dan tiba-tiba akulah sang pemeran utama. Mungkin ini disebut perpindahan karakter tanpa sebab...hehehe...cengir*

Aku suka membaca, kadang jika tak ada kerjaan maka catatan teman-teman di Facebook pun satu persatu dibaca. Tak ada yang salah toh!?! Beberapa manfaat dalam membaca itu bagiku dapat menambah kamus perbendaharaan kita, membiasakan kita berbicara atau menulis dalam bahasa yang tertata. Maklum saja, aku suka belepotan kalau bicara (heee..), selain itu kita dapat membaca atau menemukan jalan pikiran orang lain, dan masih banyak lagi.

ada yang tertarik untuk membaca?? lirik kanan kiri, tarik koran, majalah, buku teman, nyok kita membaca!! 


Rabu, 06 April 2011

hai!

Hai hai, ini blog pertamaku. Blog ini sengaja dibuat untuk menampilkan sisi lain dari kehidupanku. Sebab tak cakap dalam bicara, lebih dominan terlihat sebagai orang merana dibanding bahagia, juga terlalu banyak kata-kata yang berseliweran di dalam otak maka wajib rasanya kusalurkan lewat tulisan saja. Yap! ini tulisan amatir, sekedar pelampiasan rasa penat, tak pantas rasanya jika kusampaikan seluruh pikiran ini yang terkadang meledak-ledak kepada sobat-sobatku. Hahaha, kasian! Duka mereka terkadang lebih menyedihkan dariku :D. Dan inilah blog semata wayang tersayang, blog pelampiasan kata-kata yang tak terucapkan.