dalam malam, dalam diam...
kala merenung, saat khayal melintas, juga sepi meretas
Ini bukan hal yang sulit bagiku semalam suntuk memanggul mimpi ini karna aku ditakdirkan sebagai pemimpi. Kurasa semua tak harus dijabarkan lewat teriakan padamu betapa mimpi ini menyebar, mengotori perlintasan logika dan hayalku. Kita telah sama-sama tau, dulu kau bagian duniaku, bagian mimpiku. Bila perlu, sampai dunia tak peduli aku yang dilemparkan, aku tak bergeming. ini cuma kisahku, kau tak perlu tau.
Bulan depan, tahun depan, mungkin sampai maut di depan...karung-karung ini telah berbentuk menara karung. Iya, tak terhitung..tak terbendung. Aku tetap mampu memikulnya. Jangan bilang aku gila... karna faktor aku gila adalah kamu.
Kadang, aku merunut bintang. Kadang, aku mencari bayanganku sendiri. Yeah, aku mencari alasan kenapa aku yang ditinggalkan..dan begitu mudahnya aku menemukan beribu alasan itu. Aku tak bisa dibandingkan, tak bisa ditinggikan, tak akan bisa.
Sudah! tak usah disesali. Kiri dan kananku adalah jurang. Tangan dan kaki dipenuhi belenggu. Hati dan otakku di tumpuki masa lalu. Di bahuku ada karung yang berisi "kamu". Logika bisa saja kalah oleh hati, keyakinan diolengkan kebutuhan, dan aku juga tau "cinta bisa hancur karna cinta yang lain".....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar