Jumat, 25 Mei 2012

Kearifan Kampung Naga

pemukiman kampung Naga bawah
Kampung Naga administratif berada di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Lokasi Kampung Naga berada di perbatasan kota Garut dengan kota Tasikmalaya. Kampung ini berada di lembah yang subur, dengan batas wilayah, di sebelah Barat Kampung Naga dibatasi oleh hutan keramat karena di dalam hutan tersebut terdapat makam leluhur masyarakat Kampung Naga. Di sebelah selatan dibatasi oleh sawah-sawah penduduk, dan di sebelah utara dan timur dibatasi oleh Ci Wulan (Kali Wulan) yang sumber airnya berasal dari Gunung Cikuray di daerah Garut. Jarak tempuh dari kota Tasikmalaya ke Kampung Naga kurang lebih 30 kilometer, sedangkan dari kota Garut jaraknya 26 kilometer. Untuk menuju Kampung Naga dari arah jalan raya Garut-Tasikmalaya harus menuruni tangga yang sudah di tembok (Sunda : sengked) sampai ke tepi sungai Ciwulan dengan kemiringan sekitar 45 derajat dengan jarak kira-kira 500 meter yang berjumlah 439 anak tangga. Kemudian melalui jalan setapak menyusuri sungai Ciwulan sampai kedalam Kampung Naga.

Sebelum memasuki pemukiman kampung Naga bawah biasanya tamu atau pengunjung akan melewati pemukiman kampung Naga atas. Kampung Naga Atas memiliki tugu yang baru dibangun pada tahun 2009 oleh pemerintah setempat. Tugu tersebut diberi nama tugu Kujang Pusaka. Tugu ini bukan hanya sekedar replika tetapi benar-benar dibuat dari 99 pusaka dari raja-raja nusantara di Indonesia. "Kujang Pusaka" yang sekilas berbentuk pedang ini ditempa di Keraton Pustaka oleh 99 Empu. "Kujang Pusaka"ini dilapisi emas dan dipadu dengan batu meteor. 


Kang Tatang, pemandu dari Kampung Naga
Masyarakat Kampung Naga dikenal sebagai masyarakat yang memegang teguh adat dan istiadat yang diajarkan moyang atau pendahulunya. "Wasiat, amanat, dan akibat" merupakan prinsip yang selalu mereka junjung. Tidak ada hukuman bagi yang melanggar wasiat atau amanat namun mereka percaya bahwa siapa yang melanggar akan menjalani "akibat" dari apa yang mereka langgar. Kesederhanaan, dan budi pekerti sangat ditanamkan dalam kehidupan mereka.

terapi ikan
Menurut data dari Desa Neglasari, bentuk permukaan tanah di Kampung Naga berupa perbukitan dengan produktivitas tanah bisa dikatakan subur. Luas tanah Kampung Naga yang ada seluas satu hektar setengah, sebagian besar digunakan untuk perumahan, pekarangan, kolam, dan selebihnya digunakan untuk pertanian sawah yang dipanen satu tahun dua kali.
Memasuki pemukiman Kampung Nampung Naga Bawah, kita akan melihat aktivitas warga yang didominasi kegiatan bercocok tanam, memelihara binatang ternak, ikan, juga membuat kerajinan tangan berupa cinderamata. 

Hal yang paling berkesan saya peroleh dari berkunjung ke Kampung Naga adalah sepatah kalimat dari kang Tatang yang menunjukkan begitu arifnya para pendahulu dalam mewariskan petuah bijak bagi rakyatnya. "Jangan hidup di dalam alam namun hiduplah bersama alam..."




Sumber artikel : http://id.wikipedia.org/wiki/Kampung_Naga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar