Setiap malam, dunia dipenuhi dengan milyaran mimpi. Ada yang bermimpi indah, ada yang bermimpi buruk, dan ada yang tak bisa mengingat mimpinya sama sekali saat terbangun. Sedang aku, sangat menginginkan mimpi bertemu denganmu dan meyakinkan diri bahwa disana engkau sangat bahagia.
Aku tak pernah bermimpi hingga saat ini. Tak pernah menemukan senyuman lamamu, gaungan suara lembutmu atau memandang wajah letihmu. Tak pernah kutemukan hal-hal itu di alam mimpi. Hidup kurasa tak lagi penuh, duniaku tak lagi utuh. Aku merindukanmu...
Hingga aku memahami, kau ingin pergi jauh sekali. Tak ingin menyisakan kenangan-kenangan yang akan membuat kami makin tersakiti. Aku menangis sunyi. Benar, mengenangmu membuat lubang baru didalam hati. Lubang-lubang kerinduan yang hanya bisa tertutup saat engkau yang mendekap erat, Ibu.
Mungkin lebih baik begini. Tak harus bertemu denganmu dalam mimpi. Lihat saja kakak, ia menangis tergugu saat bermimpi bertemu denganmu. Tak pernah sanggup menyimpan rindu. Aku pun mungkin juga akan begitu.
Aku mulai menyimpulkan kejadian-kejadian bahwa mimpi buruk tak harus bermimpi hal-hal yang menakutkan. Mimpi buruk juga bisa terjadi, saat engkau menemui seseorang yang sangat engkau cintai di alam mimpi tapi tak mungkin bisa membawanya kembali ke alam nyata. Hal yang membuatmu mejadi terluka. Seperti sebilah rindu yang pelan-pelan menghunus dada...
Aku mencintaimu Ibu...