Senin, 27 Februari 2012

Sunrise di puncak gunung Sikunir

Berburu sunrise di puncak gunung Sikunir sepertinya sudah merupakan ritual umum yang dilakukan para wisatawan di daerah Dieng, Jawa Tengah. Seperti juga saya bersama rombongan, pukul 4.45 WIB pagi, kami telah meninggalkan penginapan menuju kaki gunung Sikunir. Menggunakan bis carteran, sekitar 25 menit atau pukul 5.10 WIB kami tiba di bawah kaki gunung Sikunir. Selanjutnya, kami berjalan kaki mendaki puncak. Suhu yang begitu dingin, menambah sulitnya perjalanan menuju puncak. Jalan yang mendaki membuat saya harus "ngos-ngosan" dan berhenti beberapa kali untuk sampai ke puncak gunung Sikunir.
Sekitar 20 menit lebih mendaki, akhirnya kami tiba di puncak untuk menyaksikan pemandangan sunrise yang sudah kami nanti-nantikan. Berseberangan dengan gunung Sindoro Sumbing nampak sinar matahari yang mulai menyembul perlahan-lahan. Kelelahan tergantikan dengan kepuasan.





Puas menatap sunrise, saya beserta rombongan mulai bergegas turun untuk pulang ke penginapan. Setiba di tempat parkir bis yang kami gunakan tadi ternyata telah terbentang telaga Cebong yang tidak kami sadari keberadaannya ketika tiba di kaki gunung Sikunir tersebut. Kondisi gelap mengakibatkan jarak pandang untuk melihat sekitar membuat kami mengabaikan keberadaan telaga Cebong tersebut. Telaga Cebong itu sendiri diketahui merupakan telaga yang terbentuk dari kawah yang telah mati.

telaga Cebong



Dieng dan pesonanya

Dataran tinggi Dieng atau Dieng Plateau terletak di daerah Wonosobo, Jawa Tengah. Dieng berasal dari bahasa sansekerta yaitu ‘Di’ dan ‘Hyang’. Di berarti tinggi dan hyang berarti khayangan, dapat diartikan bahwa “Dieng” merupakan dataran tinggi tempat bersemayamnya para dewa dewi. Obyek wisata Dieng sudah cukup populer dikalangan wisatawan. Hal ini dikarenakan obyek wisatanya yang melimpah, berupa kumpulan candi, telaga, goa, kawah, masakan kuliner juga pemandangan  dari puncak pegunungan di daerah tersebut.

Obyek wisata yang pertama saya datangi adalah kompleks candi Arjuna. Kompleks candi Hindu ini terdiri dari candi Arjuna, candi Srikandi, candi Puntadewa, candi Semar dan candi Sembadra. Dahulu kala, kompleks candi ini digunakan sebagai tempat pemujaan dan persembahan kepada dewa dewa. Menurut penuturan dari guide yang berasal dari daerah setempat, kerajaan yang pernah berdiri di dataran Dieng adalah kerajaan Kalingga yang menganut agama Hindu.




Obyek kedua yang kami datangi adalah kawah Sikidang. Sebelum tiba di kawah sikidang, terhampar dataran luas yang sebagian lahannya tergenang aliran belerang yang mengalir dari sumber kawah tersebut. Bau belerang atau sulfur yang menyengat dapat tercium beberapa meter dari mulut kawah.
Kawah Sikidang itu sendiri memiliki lava pijar yang bergolak karena bertemu dengan air dan melompat lompat seperti kijang di yakini sebagai awal mula kawah ini di namakan kawah sikidang. Kijang dalam bahasa Jawa di sebut dengan kidang. Pengunjung dapat mendekat ke bibir kawah untuk melihat lava yang bercampur air dan berpindah pindah.


Obyek wisata ini sendiri telah dimanfaatkan oleh penduduk setempat sebagai sumber mata pencaharian dengan menjual  belerang dalam bentuk cairan, bubuk, dan juga batu yang mengandung belerang. Diketahui, belerang sering dimanfaatkan untuk penyakit kulit, menghilangkan pegal-pegal, mengobati bekas luka, penyakit rematik, dan untuk relaksasi.

Selama di kawah Sikidang, kami dihibur oleh sekelompok pengamen yang bermain musik untuk menghibur para pengunjung yang berada disana.



Telaga warna adalah obyek wisata terakhir yang kami datangi hari itu. Telaga warna berupa telaga luas yang terbentuk dari kawah yang telah mati ribuan tahun yang lalu. Telaga warna dapat memantulkan tiga warna yaitu merah, hijau, dan biru.Kandungan belerang yang ada di dalamnya memantulkan warna kehijauan, sedangkan ganggang merah yang ada di dasar telaga memantulkan cahaya kemerahan. Jernihnya air telaga yang warna biru muncul dari pantulan gradasi sinar matahari.

Telaga warna yang terlihat indah dipandang, dikelilingi puluhan pohon di sekitar telaga semakin menambah kesejukan bagi penikmat telaga warna. Di dalam kawasan telaga warna juga dapat ditemui obyek wisata lainnya yang berupa arca atau patung  mahapatih Gajah Mada berwarna kuning emas, goa Semar, dan goa Jaran.




O
source: http://tempatberlibur.wordpress.com/2012/01/25/obyek-wisata-dieng-jawa-tengah/
           http://yunita-salim.blogspot.com/2011/05/manfaat-dari-belerang-sulfur.html
           http://teamtouring.net/telaga-warna-dan-telaga-pengilon-dua-sisi-yang-berlainan.html

Rabu, 22 Februari 2012

Aom Sucharat Manaying

Yow..yoww..namanya Aom Sucharat Manaying. Saya itu jarang-jarang ngefans berat sama artis. Baru kali ini liat artis senyumnya manis sekali. Koq bisa ya, nih artis senyumnya bikin kita jadi pengen ikutan senyum?? hehehe... Yah sekedar jadi pengagum enggak salah juga kaleee... :P

Biodata :

Real Name: Sucharat Manaying
Nickname: Aom
D.O.B : January 9, 1988
P.O.B: Phimai, Nakhon Ratchasima Thailand
Education: Srinakarinwirot Prasarnmit (Faculty of Fine and Applied Arts), majoring in Acting
- Suriya-u-tai School, Nakhonratchasima
- Suranaree Wittaya School, Nakhonratchasima

Movies : Pai in Love (2009) 
                Yes or No (2010)
                Kungfu Bangkok (2011)







source images: http://www.5uys.com/images/artpic/2011042767336513.jpg
                       http://www.google.co.id/imgres?q=aom+sucharat+manaying&um

If One Day You Have A Courage

 Sebelumnya, saya memang tak tau isi lirik dari lagu ini karna dinyanyikan dalam bahasa Thailand. Namun anehnya, musiknya sungguh enak didengar. Lama-lama, saya jadi penasaran dan mencari lirik dari lagu ini. Akhirnya, saya temukan dalam bentuk bahasa yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Inggris. Hebat! liriknya benar-benar mantap! :D. Cekidot!!





Budokan - If One Day You Have A Courage
A beautiful song from the Thai movie 
Here are the lyrics:

“Surrounded by many people, you pretend we’re not in love
I don’t deserve to be with you, right?
It’s like our love has to be underneath a dark shadow
I’d like to see you be brave enough for the love
I’m still waiting for your love right here
And there’s a path that’s waiting for us not far from here

For one day, I just want you to look up at the stars and don’t be shy with the sky
Or if you look down for dirt on the ground, don’t avoid anybody’s eyes
You don’t have to feel anything
For one day, I want you to dare look at people’s eyes and tell them we’re in love

There might be no one who would understand but it’s alright if there is you and me
This is the most important thing if one day you’d be brave enough

For one day, I just want you to look up at the stars and don’t be shy with the sky
Or if you look down for dirt on the ground, don’t avoid anybody’s eyes
You don’t have to feel anything
For one day, I want you to dare look at people’s eyes and tell them we’re in love

For one day, I just want you to look up at the stars and don’t be shy with the sky
Or if you look down for dirt on the ground, don’t avoid anybody’s eyes
You don’t have to feel anything
For one day, I want you to dare look at people’s eyes and tell them we’re in love

For one day, I want you to dare look at people’s eyes and tell them we’re in love”

source : http://www.facebook.com/note.php?note_id=108298992599337
(not so sure if its the real translation of the song. i just found it on the web.)

Kamis, 09 Februari 2012

tiga setengah miliar (untuk patah cinta)


Saya meneguk kopi pahit di depan saya berkali-kali. Huh, bahkan kopi dengan racikan dua sendok bubuk kopi dan setengah sendok gula pun tak terasa apapun di lidah. Masih tak mampu mengalahkan pahitnya apa yang sedang saya rasakan. Berkali-kali saya menampar pipi, tetap saja ini bukan mimpi. Seperti ada ribuan jarum yang menusuk dada, seperti juga ingin menangis namun tak ada air mata. Saya ingin teriak sekerasnya, tapi untuk apa?

Malam itu, setelah saya merasa begitu jauh meninggalkannya. Berusaha keras untuk melupakan semuanya tentang dia. Mimpi apa saya semalam?, dia mengirimkan sms kepada saya. 
Dia   : Hai, apa kabar? Ini aku, masih ingat kan?
Saya : Kabar baik, tumben bertanya kabar. Kamu apa kabarnya?
Dia : Kabar baik juga, maaf ganggu, sebenarnya aku mau mengundang kamu. Aku menikah bulan depan.     Kamu mau kan datang?
Bagai ditikam ratusan belati, dengan tenang saya menjawab : Insya Allah ya, saya usahakan datang. Namun saya tak bisa berjanji sebab saya bisa "termehek-mehek" jika berada disana. Hehehe..
dia : Hahaha, kamu bisa aja bercanda. Ya udah, gak pa pa koq kalo gak bisa datang. Aku minta do'anya kamu aja ya??!!
saya : Iya deh, kalo sempat datang saya pasti kabarin kamu. Do'aku yang terbaik buatmu..
dia : Baiklah, makasih ya do'anya. Kutunggu kabarmu :)

Kiriman sms terhenti. Saat itu, saya hanya bengong sambil menggenggam handphone. Terpaku di atas kursi. Oh Tuhaaan, kenapa bisa sakitnya seperti ini? Saya memang bukan orang baik, Tuhan, namun mengapa cerita cinta saya tak pernah usai menyakitkan. Setelah kiriman sms itu, mata ini tak bisa terpejam hingga subuh hampir menjelang.

Saya belum bisa berpikir jernih. Beberapa hari setelah kejadian itu, fokus saya terpecah. Saya memang belum siap untuk menerima kabar itu meski saya tau suatu saat akan datang jua. Saya pergi ke toko buku, menyegarkan mata. Mencari buku bacaan apa saja hingga mata saya tertarik pada sebuah buku dengan sinopsis :
" Ada tujuh miliar penduduk bumi saat ini. Jika separuh saja dari mereka pernah jatuh cinta, setidaknya akan ada tiga setengah miliar lebih cerita cinta dan setidaknya ada kurang lebih tiga setengah miliar penduduk bumi yang pernah merasakan patah cinta"
Saya tersenyum getir, seperti sedang disindir. Yah, setidaknya ada tiga setengah miliar penduduk bumi pernah merasakan apa yang saya rasa saat ini. Saya bukan orang aneh kan?

Hari-hari terasa berjalan begitu cepat. Hari yang dia tunggu pun semakin mendekat. Kini, sudah harus saya putuskan! Saya tak akan hadir di acara pernikahannya. Saya tak ingin terus menerus menyakiti diri sendiri. Saya lelah menebar senyum diatas kesedihan diri  tapi saya berjanji, do'a saya akan terus mengalir untuknya seperti air terjun yang tak pernah kering mata airnya. Dia yang terbaik dalam hidup saya. Semoga dia bahagia bersama orang yang ia cintai selamanya.

semenjak itu

semenjak itu,

dinding-dinding kamar dirubung jejaring laba-laba
rumput mengering  merunduk pada tanah yang kian retak
perigi-perigi tua berhenti mengalirkan air tanah
ya, semenjak itu.

tak ada yang bisa kukatakan
lidahku telah serupa bagai batu
tak jua ada yang harus diusap
sebab debu tak lagi musuh
hanya ketika semenjak itu

semenjak itu,
tak akan kuingat bagaimana rasanya terjatuh

semenjak itu,
akan kurekam bagaimana  aku terjatuh.