Jumat, 30 September 2011

Dara

Akhir-akhir ini lagi hobi mantengin nih blog. Karna facebook di non aktifkan, sedang di  twitter jumlah teman masih sedikit  so yang jadi korban "tenpat sampah" saya saat ini adalah cuma si blog. Bingung juga mau membahas apa, gak ada yang sedang dipikirkan tapi bener-bener lagi pengen nulis. Yah, paling nulis kayak gini doang, hehehe..

Sekarang ini saya lagi ngedengerin lagunya Ariel judulnya "Dara", pas hari ini lagunya dilaunching di radio Ardan FM Bandung. Nah, gimana kalo kita ngebahas lagunya Ariel nih aja. Lagunya keren sob, tentang pesan seseorang via lagu buat kekasih mereka yang terpisahkan untuk saling menguatkan. Begini liriknya:

Dara by Ariel

dara jangan kau bersedih
ku tahu kau lelah
tepiskan keruh dunia
biarkan mereka, biarkan mereka

tenangkan hati di sana
tertidur kau lelap
mimpi yang menenangkan
biarkan semua, biarkan semua

reff:
kurangi beban itu
tetap lihat ke depan
tak terasingkan dunia
dua jiwa yang perih
masih ada di sana
untuk kita berdua
dalam hati yang menyatu
tempat kita berdua

repeat reff
dan jangan kau bersedih
ku tahu kau lelah
tepiskan keruh dunia

Begitulah lirik lagu dara. Ini lagu katanya spesial diciptakan buat Luna Maya. Dan kita semua sudah tau, gimana kisah cinta mereka berdua so tak perlu dibahas disini. Yang ingin saya sampaikan dalam blog adalah bahwa ini lagu bener-bener ASYIK.

Kamis, 29 September 2011

Menyerah...

Kerap aku bertanya, benarkah aku telah terbenam dari duniamu? Seperti begitu mudahnya kau meninggalkan aku. Menghapus sidikku yang berhamburan di kaca itu. Kaca yang biasa kita gunakan untuk bertemu muka.

Sedikit saja..setidaknya terbersit seperti lintasan cahaya, dari matahari menuju bumi. Sedikit saja, setidaknya seperti lintasan kereta listrik yang melaju sepersekian detik. Sebentar saja, sesaat saja. Mengingatku saja.

Semua itu masih menyerangku . Berlarian, terpantul, terbolak-balik, bergerayang disetiap inci bagian otakku. Kau dimana-mana, ada di setiap lamunanku. Kau datang lalu pergi, hanya untuk mengobrak-abrik masa depanku. Yang kutau, kau telah melupakanku. Dan aku, masih saja mengingatmu.

Lalu, untuk apa ada angin?? yang seharusnya berhembus, meniup halus semua ingatanku. Ku mulai memaki matahari, yang panasnya tak bisa melelehkan jasadku segera. Ku mulai menimang hati, terlalu banyak menimang justru membuat bimbang. Maka, aku menyerah...merelakanmu melupakanku, merelakanku mengingatmu.

Mulung di Tidung..asyik tenan.

Ada yang pernah ke pulau Tidung?? Foto di atas diambil disalah satu lokasi di pulau Tidung. Indah ya?? seumur-umur saya belum pernah melihat pulau seindah ini. Lautnya yang biru kehijauan, langitnya yang biru menawan, pantainya nan aduhai. Saya merasa amat beruntung pernah ke pulau ini. Pulau Tidung merupakan bagian dari kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Jarak tempuhnya sekitar 3 jam dari Muara Angke menuju ke sana.


Okelah, saya akan cerita kenapa saya bisa terdampar di pulau yang indah ini. Kebetulan, sebuah media atau wadah bagi pencinta travelling yakni "kaki gatel" yang diprakarsai oleh  om Bartasan Wauran mengadakan Gabung Mulung Tidung 2 yang merupakan lanjutan dari Gabung Mulung Tidung 1. Tanggal 17 - 18 September 2011, sekitar 700 orang sukarelawan diajak bergabung untuk melakukan kegiatan sosial seperti membersihkan pantai di sekitar pulau Tidung, menanam batu kubus di perairan pulau Tidung, menyumbang buku  dan memperbaiki perpustakaan yang ada di pulau Tidung, dan lain-lain. Dan saya, adalah salah satu sukarelawan yang mendaftar dalam kegiatan tersebut, hitung-hitung sekalian jalan-jalan dengan ongkos murah. Alhamdulillah yaaa...sesuatu banget kan, bisa beramal sekaligus cuci mata di sana.


Selama 2 hari 1 malam kami bergabung di pulau Tidung. Hari pertama kami habiskan dengan melakukan kegiatan sosial seperti yang telah diagendakan. Saya kebagian tugas menjadi pemulung yang baik dan "gaya". Secara, mana ada pemulung yang pake kacamata pantai sembari menenteng kamera..hehe.. berhubung saya mesti melakukan tugas mulung, membersihkan daerah pantai yang telah ditentukan, jadi sewaktu mulung gak bisa foto-foto dulu...tunaikan kewajiban dulu baru mendapatkan hak sepantasnya. Betul tidak?


Seusai kegiatan mulung dinyatakan selesai barulah kami "refreshing" deh. bersama teman-teman yang baru dikenal disana kami memutuskan menuju jembatan cinta...whotzz??? cinta??? he eh, namanya jembatan cinta, konon katanya siapa yang melompat dari puncak jembatan cinta akan menemukan jodohnya secepatnya...wuihh keren amat yak? ^^. Teman-teman dalam rombongan sudah grasak grusuk, semangat benar buat ngelompat, seperti neng Rista, Anang, dan yang lainnya. Sedang saya, di tepi jembatan dengan ademnya..ngaso...tanpa kehebohan sedikitpun. "Mot, terjun yuk?!" ajak Rista. "Enggak ah, kamu aja" jawab saya. "Yahhhh, kalo gitu aku lompat duluan yak?!" balas Rista. "He eh" anggukku. Dalam hati cuma bisa ngedumel "hehhhhhh...gara2 gak bisa berenang...gini deh!" Hahahha..
"Udah berapa kali terjun, Nang??" tanya temanku pada Anang yang dari tadi bolak-balik naik jembatan cinta. "Tujuh!" jawab Anang senyam-senyum. "wahhh, bakalan dapet tujuh jodoh dong!" temanku nyeletuk. "HAHAHAHAHA..." teman-teman semua tertawa.


Malamnya, diadakan acara silaturrahmi dengan warga Tidung dan pejabat-pejabat terkait di sana. Diisi dengan pertunjukan dari warga Tidung seperti menari,  musik dari sukarelawan GMT2 juga berbagai kuis. banyak juga bule yang ikut berpartisipasi dalam acara ini dan mereka nampak begitu asyik membaur dengan teman-teman yang lainnya. Selanjutnya, tim saya yaitu tim 9 berinisiatif mengadakan makan malam bersama. di sebuah pondok makan, kami memesan ikan bakar laut yang di temani hiburan lagu-lagu dangdut. bikin Usrok jadi semangat buat bergoyang..goyaaang maaangg!!


                                                                  menuju tidung kecil


Esoknya, pukul lima subuh seusai sholat, tim kami sudah meninggalkan rumah inap menuju pantai buat menikmati sunrise, sekaligus menikmati tidung kecil yang tepisahkan dengan jembatan dari pulau Tidung yang kami tinggali. Sekitar 1 km panjang jembatan yang harus kami titi menuju pulau Tidung kecil. Tak kalah dengan pulau Tidung, pantainya indah, hanya saja masih belum terurus sepenuhnya dan masih sedikit warga yang tinggal disana.


Selesai menikmati  Tidung kecil, lalu dilanjutkan dengan menjajal permainan outbound di pulau Tidung. "Flying fox" lalu "banana boat"...Alhamdulillah yaaa,, pake pelampung..jadi gak takut-takut amat..hehehe..benar-benar seru, ditambah bermain basah-basahan di pinggir pantai..puas dahhh!!


Pukul 14.00 WIB hari kedua, kami pun berangkat meninggalkan pulau Tidung dengan membawa sejuta kenangan, mengenal banyak teman, dan segenap impian bahwa pulau Tidung akan menjadi pulau yang bersih, indah, terkenal seantero dunia.. Aaaaamiiin.

Selasa, 27 September 2011

Bego, bego, bego!

Terkadang, saya sangat membenci sifat yang saya miliki. Saya benci kepribadian kaku yang ada pada diri saya. Hidup saya seperti robot, tak bisa seperti teman-teman yang lainnya yang bisa menunjukkan sifat "keluwesannya". Ditambah lagi jalan pikiran saya yang seringkali terlalu lurus. Ketika semua orang tau dihadapan saya ada seseorang yang sedang berpolitik, bermuka dua, untuk memenangkan keinginannya tetap saja saya bahkan tidak menyadari hal tersebut.

Saya tertipu!

Jumat, 23 September 2011

life oh life

Gak enak ya jadi orang dewasa. Mesti mikirin yang rumit-rumit. Bikin kepala mumet, njelimet. Coba saja saya ini masih anak kecil. Bisa tertawa puas bukan karna strategi, tanpa ada kebohongan atau sekedar memuaskan orang yg diajak bicara.

Anak kecil tuh polos, kalaupun mereka bohong gak bakal menyebabkan kerugian yg besar, paling jg bohong ngaku sikat gigi padahal belom, ngaku gak jajan es krim padahal habis dua, hehehe...

Rindu benar jadi anak kecil,, :)

Rabu, 21 September 2011

Bertemu lagi?

Bagaimana rasanya bila kita harus meninggalkan sesuatu yang telah biasa kita lakukan, yang terasa begitu akrab dalam kehidupan yang kita dijalani?

Sudah lebih kurang satu bulan saya harus berpisah dengannya, menjaga jarak, mengatur waktu untuk bisa bertemu lagi meski dalam kondisi sembunyi-sembunyi. Tak pernah terpikirkan jika saya harus melupakannya, perwujudan dalam darah yang mengalir di tubuh saya. Ya benar, dia mendarah daging terlalu utuh bersatu, tak mungkin menghilangkan dia sebab itu berarti saya hanya akan menjadi "setengah".

Kopi, dia adalah kopi. Teman yang saya ingat dikala bangun pagi, semangat dikala suntuk dan mengantuk, penguat dikala saya penat dan dia sangat berarti. Apakah saya terlalu melebih-lebihkan??? Menganggap dia melebihi sahabat atau kerabat? Tapi percayalah! Dia itu selalu ada di saat saya membutuhkan. Hangatnya, mengalir cepat di tubuh, merangsang otak di kepala, merespon kehadiran saya.

Kini, saya harus melupakannya sejenak atau mungkin selamanya. Kondisi mag saya sudah kronis, salah makan saja bisa berakibat fatal, kumat. Ditambah lagi radang usus yang baru saja mendera. Saya harus wanti-wanti menjaga makanan dan minuman yang akan saya konsumsi. Sungguh, ini tak enak sekali.

Saya iri, melihat mereka menyeduh kopi. Saya benci, menatap iklan yang terpajang di televisi, koran, atau majalah yang menampilkan kopi dengan variasi rasa dan aroma. Dan saya tetap tidak berdaya.

Saya harap masih ada pertemuan  lain untuk selanjutnya!